Senin, 26 Agustus 2013

Hijab is My Live Style


JILBAB IS MY LIFE STYLE
Dinginnya malam terasa merasuk kedalam sela-sela tubuh, di kediaman malam begitu terasa khidmatnya, disela ruang kecil di sebuah kostan terdapat seorang gadis yang sedang tertunduk seolah merasakan kenikmatan dibawah sinar rembulan. Begitu terasa kesunyian yang tiada tara di sepertiga malam itu, dan tanpa ia sadari mengalirlah setes demi setetes air mata dan jatuh hingga mengenai sejadah yang tergelar.
Seolah teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dalam hidup, dengan penuh syukur ia selalu panjatkan manakala kesunyian malam tiba, seolah semua orang  terlelap akan tidur, ia jadikan semua itu kesempatan untuk memanjatkan doa pada pemilik alam semesta agar senantiasa berada dalam dekapannya.
Di lingkungan tempat tinggalnya sekarang,  gadis tersebut terkenal dengan sebutan Aisyah, ia adalah seorang gadis yang  sedang menempuh S1 di perguruan tinggi negeri yang cukup terkenal. Suatu ketika seperti biasa Aisyah bangun di sepertiga malam dan kembali termenung karena ia teringat manakala seandainya hidayah itu tak pernah datang kepadanya, mana mungkin ia bisa seperti sekarang ini. Aisyah teringat dulu ketika hidayah itu belum datang kepadanya, Ia hanyalah seorang gadis yang bisa dikatakan mengerti agama akan tetapi tidak dapat ia aplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai seorang muslimah selayaknya ia  dapat mencerminkan identitas dengan kepribadian yang baik dengan menjalankan kewajiban yang seharusnya, sebut saja salah satunya untuk menutup aurat dengan berjilbab.  Akan tetapi jika ingatan akan masa lalu datang sungguh penyesalan yang selalu muncul dihatinya.
***
Hidayah, mungkin itulah kata yang paling tepat untuk mengawali kehidupan Aisyah yang sesungguhnya. Disuatu malam Aisyah tidur dengan terlelapnya, entah apa yang muncul dan menghiasi mimpinya seakan mimpi yang datang kepadanya teramat membuat tidurnya terganggu, hal demikian amatlah terlihat dari cucuran keringat diwajah dan dari tidurnya yang terlelap berubah menjadi ketidaktenangan hingga membuatnya terbangun dengan napas yang tidak beraturan.  Aisyah sangat kaget dengan mimpi yang menghiasi tidurnya, ia tersadar bahwa wajahnya penuh dengan keringat dan sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya ia seolah berkata dalam hati.
“ Ya Allah ada apa ini, kenapa aku bisa mimpi seperti itu, dan siapakah orang yang datang dalam mimpiku.”
Dengan terus bertanya-tanya dalam hati Aisyah segera bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menenangkan diri sebelum ia melanjutkan tidurnya. Sampai menjelang subuh tiba Aisyah tak bisa memejamkan matanya kembali dan terus saja teringat akan mimpi yang baru saja ia dapatkan dalam tidurnya, wajahnya seolah menyimpan kebingungan dan kegelisahan yang tiada tara dengan berbagai pertanyaan yang muncul dalam kepalanya hingga ia teringat akan perkataan seseorang yang muncul di mimpinya.
“ Hendaklah kamu menutupkan jilbab di seluruh tubuhmu.”
Perkataan itu yang seolah terngiang di telinga Aisyah, namun yang membuat Aisyah lebih bingung lagi sosok seseorang yang melontarkan perkataan itu tak menampakan wujud di mimpinya, hingga membuat Aisyah semakin cemas dan takut.
***
 Rasa kegelisahan dan ketakutaan yang Aisyah Alami akan mimpinya itu perlahan sirna sudah seiring berjalannya waktu dan tidak membuat Aisyah mengindahkan perkataan seseorang di mimpinya. Hingga suatu ketika ia menceritakan mimpi yang pernah dialaminya itu kepada sang mama, dengan seksama sang mama mendengarkan cerita Aisayah dan memberikan tanggapan.
“ Mungkin itu adalah Petunjuk dari Allah untuk mu nak.”
“ Tapi ma, Aisyah bener-bener belum siap dan masih bingung dengan mimpi itu.”
“ Bingung kenapa nak, tempo hari mama sudah sering menasehati  untuk berjilbab, tapi apa yang kamu katakan kepada mama?”
Mendengar perkataan mamanya Aisyah seolah termakan dengan perkataannya sendiri, manakala sang mama menasehatinya untuk memakai jilbab. Dengan mudahnya Aisyah menjawab.
 “ Aisyah belum siap ma, isyaallah nanti setelah ada hidayah dari Allah ma.”
Ternyata perkataannya itu membuat ia tak bisa menyangkal lagi, nasehat yang sang mama berikan selalu ia sangkal dengan alasan yang sama yaitu belum dapat hidayah, dan bukan sering lagi sang mama kembali menimpali dengan berkata.
“ Aisyah anak ku, hidayah itu tidak akan datang sendiri, melainkan kita yang harus menjemputnya, apakah kamu tidak tertarik ataupun iri dengan teman-temanmu yang memakai jilbab?. Kita sebagai seorang muslimah yang baik harus selalu taat menjalankan perintahnya, dan salah satunya menutup aurat dengan berjilbab nak.”
Begitulah nasihat yang selalu sang mama berikan kepadanya, namun terkadang nasihat itu hanya tersimpan di memorinya saja, sekarang baru ia sadari bahwa nasihat mamanya itu tak pernah benar-benar ia  renungkan.
Setelah Aisyah ceritakan tentang mimpinya itu pada sang mama, Aisyah yang tadinya tak pernah mengindahkan atas mimpinya tempo hari kembali gelisah dan cemas sehingga ia pun sering termenung sendirian seolah teringat akan perkataan seseorang  yang datang di mimpinya dan ditimpali dengan nasihat mamanya yang perlahan mulai ia sadari. Hari-hari berlalu dengan kegelisahan dan kecemasan yang tak menentu, hingga tibalah pada malam berikutnya dan apa yang terjadi, kembali mimipi itu datang menghiasi tidur Aisyah dan kembali seseorang itu datang dan ia mengulang perkataan yang sama percis ketika pertama kali Aisyah bermimpi akan hal itu.
Hendaklah kamu menutupkan jilbab di seluruh tubuhmu.”
Dan seketika setelah perkataan itu dilontarkan, Aisyah segera terbangun dari tidurnya dengan napas yang tidak beraturan bahkan desahannya sampai terdengar dikesunyiaan malam disertai keringat yang tercucur dari wajahnya, dan kembali Aisyah termenung dan gelisah disertai dengan ketakutan yang tiada tara terlihat jelas diwajah yang dipenuhi dengan cucuran keringat.
Setelah kejadian mimpi semalam dan untuk kedua kalinya ia mendapatkan mimpi yang sama akhirnya ia mulai merenungkan dan meneguhkan hatinya untuk segera memakai jilbab seperti yang dikatakan oleh seseorang dalam mimpinya. Belum teguh dan yakin akan keputusannya Aisyah akhirnya memutuskan untuk melaksanakan shalat istikharah meminta keteguhan dan petunjuk Allah. Akhirnya setelah Aisyah melaksankan shalat istikharah sebanyak tiga kali ia mendapat petunjuk yang seolah tidak jauh dengan mimpi yang ia dapatkan. Petunjuk lewat shalatnya dan mimpi yang menghampirinya seolah menjadikan keputusan Aisyah untuk meneguhkan hatinya merangkai ukhuwah dalam menggapai ridhanya Aisyah menutup aurat disertai jilbab yang selalu ia kenakan setiap saat dikepalanya. Sungguh ia sadar bahwa hidayah itu telah mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan indah dihadapannya. Banyak kebaikan yang ia dapatkan setelah berjilbab, ia bisa menjaga jarak dengan yang bukan mahram dan bisa menjadi pribadi yang terlindungi sebagai gadis yang dihormati.
Tak lupa walaupun Aisyah sudah berjilbab, dia sadar masih banyak tantangan yang harus dihadapinya, bukan tidak mungkin kapanpun dan dimanapun ia bisa saja terjerumus kedalam kehinaan maka untuk lebih memantapkan hatinya dengan identitasnya yang baru sebagai seorang muslimah yang berjilbab senantiasa ia selalu mendekatkan diri pada yang maha kuasa disela kesunyiaan malam dan selalu teringat akan mimpi dan petunjuk yang mengubah hidupnya  dengan langkah yang pasti dan kebanggaan yang selalu ia tuturkan lewat kalimat “ JILBAB IS MY LIFE STYLE.”
Terbingkai dalam indah kehidupan
Terpancar dari paras nan elegan
Tercermin dalam sikap yang bersahaja
Seolah terangkum semua dalam cermin kepribadiaanmu
Wahai, engkaulah penghias surga
Teladan bagi semesta
Dan kau unggulkan lewat jilbab yang kau balutkan di sekujur tubuhmu
Dengan dunia yang kau genggam lewat gayamu...

Tidak ada komentar: